PantonaNews

Sabtu, 22 Desember 2012

Makan menggunakan sumpit berbahaya !


Siapa yang tidak mengenal sumpit ? yapp sumpit adalah alat bantu makan yang biasa kita pakai untuk memakan mie ataupun makanan lainya. Pada umumnya sumpit terbuat dari bahan seperti bambu, kayu, logam, gading dan plastik yang permukaannya sudah dihaluskan atau dilapis dengan bahan pelapis seperti pernis atau cat supaya tidak melukai mulut dan terlihat bagus, sumpit sendiri berbentuk dua batang kayu sama panjang yang dipegang di antara jari-jari salah satu tangan. Sumpit sendiri menjadi alat utama sebagai alat bantu makan dikawasan Asia khususnya Jepang, Korea, Cina, Vietnam, Thailand ataupun di Indonesia.
Akan tetapi tanpa kita sadari ada bahaya yang mengintai dibalik penggunaan sumpit bambu. Bahaya penggunaan sumpit bambu ini juga sempat di bahas pada salah satu berita di salah satu stasiun tv swasta. Ya bambu sebagai bahan dasar sumpit merupakan benda yang  mudah mengalami pembusukan, dan juga kadang memberi warna yang tak bagus dipandang oleh karena itu perodusen biasanya menambahkan bahan pengawet dan pewarna pada sumpit bambu tersebut. Pengawet yang digunakan untuk mengawetkan tak tanggung-tanggung, pengawet yang digunakan adalah formalin, sebagaimana   kita ketahui  formalin biasanya digunakan untuk mengawetkan mayat. Dari tiga sample acak yang diuji di laboraterium di acara tersebut, ternyata tiga-tiganya positif mengandung formalin.  Selain itu terdapat juga bakteri-bakteri yang kemungkinan bersasal dari kotoran kecoa dan tikus yang diduga terjadi pada saat proses produksi yang tidak higienis.
Satu hal yang menjadi catatan khusus adalah kalau diamati dengan seksama sering tampak kalau cat di sumpit bambu ini sering sudah mengelupas. Jadi akibat pemakaian sumpit yang berulang mungkin karena tergerus saat kontak dengan gigi atau saat digosok waktu pencucian maka cat pelapis bambu akan mengelupas. Dari sini muncul bahaya yang tersembunyi dari cat yang mengelupas dari sumpit bambu. Apabila bagian lapisan cat ikut tertelan ke dalam tubuh maka pigmen pemberi warna dalam cat dapat masuk. Akumulasi cat ini dapat menyebabkan efek karsinogenik dari pigmen anorganik yang biasa digunakan dalam cat untuk sumpit itu.
Kembali lagi kepada kandungan formalin dalam sumpit bambu yang bisa larut dalam makanan yang dimakan menggunakan sumpit terebut dan masuk ke tubuh kita.. Adapun bahaya formalin yang terdapat dalam sumpit jika masuk kedalam tubuh adalah sebagai berikut:

1.      Kulit kemerahan, kulit seperti terbakar, alergi kulit.
2.      Iritatif, mata merah, berair, kebutaan.
3.      Mimisan.
4.      Sesak nafas suara seraj, batuk kronis, sakit tenggorokan.
5.      Iritatif lambung, mual muntah, mulas.
6.      Kerusakan hati.
7.      Radang paru.
8.      Kerusakan ginjal.
9.      Kerusakan testis, gangguan menstruasi, infertilitas sekunder.
Proses pembuatan sumpit kayu :

1.      Dipotong dari pohon bambu
2.      Diproduksi oleh industri rumah tangga
3.      Di “putihkan” dengan menggunakan sulfur dan hidrogen peroxida (tanpa disinfektan)
4.      Proses pengeringan seadanya
5.      Di kemas seadanya dan di export ke luar negeri
6.      Proses pengemasan (tanpa disinfektan) dan tanpa proses disinfektan (sterilisasi)
7.      Sumpit telah siap pakai
Tahukah Anda, bahwa ada ribuan bahkan jutaan kuman-kuman dan mikroorganisme merugikan yang menetap didalam sumpit ?
Semua sisa cairan (pemutih, sulfur, hidrogen peroxida, kotoran tikus, kotoran kecoa, telor kecoa, telor ulat dsb) akan terus menetap di lubang-lubang kecil tersebut sampai Anda menggunakannya.
Sebuah percobaan yang membuktikan bahaya sumpit :

1.      Rendamlah sumpit bambu ini ke dalam air selama 1 minggu, airnya akan menjadi BAU.
2.      Kacang polong yang ditanam dengan air rendaman ini akan tumbuh lebih lambat, dan berhenti tumbuh ketika mencapai 5-6 cm dan kemudian mati.
3.      sap pembakaran dari sumpit ini akan bersifat asam.

Sumber :

Mari kunjungi : http://www.pantonanews.com/user-kamaludin


Tidak ada komentar:

Posting Komentar