Kemajuan yang
sangat pesat dalam sains paruh pertama abad 20 ditandai dengan perkembangan
paralel teori dan percobaan. Sungguh menakjubkan mengikuti perkembangan
saintifik sebab kita dapat dengan jelas melihat dengan jelas berbagai lompatan
perkembangan ini. Sungguh kemajuan dari penemuan elektron, sampai teori kuantum
Planck, sampai penemuan inti atom Rutherford, teori Bohr, sampai dikenalkan
teori mekanika kuantum merangsang kepuasan intelektual. Dalam kimia penemuan
ide umum orbital dan konfigurasi elektron memiliki signifaksi khusus. Ide-ide
ini dapat dianggap sebagai baik modernisasi dan pelengkapan teori atom.
Penemuan
elektron
Menurut Dalton dan
ilmuwan sebelumnya, atom tak terbagi, dan merupakan komponen mikroskopik utama
materi. Jadi, tidak ada seorangpun ilmuwan sebelum abad 19 menganggap atom
memiliki struktur, atau dengan kata lain, atom juga memiliki konponen yang
lebih kecil. Keyakinan bahwa atom tak terbagi mulai goyah akibat perkembangan
pengetahuan hubungan materi dan kelistrikan yang berkembang lebih lanjut. Anda
dapat mempelajari perkembangan kronologis pemahaman hubungan antara materi dan
listrik.
Tabel 2.1 Kemajuan pemahaman
hubungan materi dan listrik.
Tahun
|
Peristiwa
|
1800
|
Penemuan baterai
(Volta)
|
1807
|
isolasi Na dan Ca
dengan elektrolisis (Davy)
|
1833
|
Penemuan hukum
elektrolisis (Faraday)
|
1859
|
Penemuan sinar
katoda (Plücker)
|
1874
|
Penamaan elektron
(Stoney)
|
1887
|
Teori ionisasi
(Arrhenius)
|
1895
|
Penemuan sinar-X
(Röntgen)
|
1897
|
Bukti keberadaan
elektron (Thomson)
|
1899
|
Penentuan e/m
(Thomson)
|
1909-13
|
Percobaan tetes
minyak (Millikan)
|
Faraday memberikan
kontribusi yang sangat penting, ia menemukan bahwa jumlah zat yang dihasilkan
di elektroda-elektroda saat elektrolisis (perubahan kimia ketika arus listrik
melewat larutan elektrolit) sebanding dengan jumlah arus listrik. Ia juga menemukan
di tahun 1833 bahwa jumlah listrik yang diperlukan untuk menghasilkan 1 mol zat
di elektroda adalah tetap (96,500 C). Hubungan ini dirangkumkan sebagai hukum
elektrolisis Faraday.
Faraday sendiri
tidak bermaksud menggabungkan hukum ini dengan teori atom. Namun, kimiawan
Irish George Johnstone Stoney (1826-1911) memiliki wawasan sehingga mengenali
pentingnya hukum Faraday pada struktur materi; ia menyimpulkan bahwa terdapat
satuan dasar dalam elektrolisis, dengan kata lain ada analog atom untuk
kelistrikan. Ia memberi namaelektron pada satuan hipotetik ini.
Kemudian muncul
penemuan menarik dari percobaan tabung vakum. Bila kation mengenai anoda bila
diberikan beda potensial yang tinggi pada tekanan rendah (lebih rendah dari 10-2 –
10-4Torr)), gas dalam tabung, walaupun merupakan insulator, menjadi penghantar
dan memancarkan cahaya. Bila vakumnya ditingkatkan, dindingnya mulai menjadi
mengkilap, memancarkan cahaya fluoresensi (Gambar 2.1). Fisikawan Jerman Julius
Plücker (1801-1868) berminat pada fenomena ini dan menginterpreatsinya sebagai
beikut: beberapa partikel dipancarkan dari katoda. Ia memmebri nama sinar
katoda pada partikel yang belum teridentifikasi ini (1859).
Torr adalah satuan
tekanan yang sering digunakan untuk mendeskripsikan tingkat vakum. (1 Torr =
133, 3224 Pa)
Patikel yang belum
teridentifikasi ini, setelah dipancarakan dari katoda, akan menuju dinding
atbung atau anoda. Ditemukan bahwa partikel tersebut bermuatan karena lintasan
geraknya akan dibelokkan bila medan magnet diberikan. Lebih lanjut, sifat
cahaya tidak bergantung jenis logam yang digunakan dalam tabung katoda, maupun
jenis gas dalam tabung pelucut ini. Fakta-fakta ini menyarankan kemungkinan bahwa
partikel ini merupakan bahan dasar materi.
Fisikawan Inggris
Joseph John Thomson (1856-1940) menunjukkan bahwa partikel ini bermuatan
negatif. Ia lebih lanjut menentukan massa dan muatan partikel dengan
memperkirakan efek medan magnet dan listrik pada gerakan partikel ini. Ia
mendapatkan rasio massa dan muatannya. Untuk mendapatkan nilai absolutnya,
salah satu dari dua tersebut harus ditentukan.
Fisikawan Amerika
Robert Andrew Millikan (1868-1953) berhasil membuktikan dengan percobaan yang
cerdas adanya partikel kelistrikan ini. Percobaan yang disebut dengan percobaan
tetes minyak Millikan. Tetesan minyak dalam tabung jatuh akibat pengaruh
gravitasi. Bila tetesan minyak memiliki muatan listrik, gerakannya dapat diatur
dengan melawan gravitasi dengan berikan medan listrik. Gerakan gabungan ini
dapat dianalisis dengan fisikan klasik. Millikan menunjukkan dengan percobaan
ini bahwa muatan tetesan minyak selalu merupaka kelipatan 1,6×10-19 C.
Fakta ini berujung pada nilai muatan elektron sebesar 1,6 x 10-19 C.
Rasio muatan/massa
partikel bermuatan yang telah diketahui selama ini sekitar 1/1000 (C/g). Ratio
yang didapatkan Thomson jauh lebih tinggnilai tersebut (nilai akurat yang
diterima adalah 1,76 x108 C/g), dan penemuan ini tidak masuk dalam
struktur pengetahuan yang ada saat itu. Partikel ini bukan sejenis ion atau
molekul, tetapi harus diangap sebagai bagian atau fragmen atom.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar